Entah kesamber apa hingga saya hari ini membuat judul yang menjelek-jelekkan bangsa sendiri seperti ini. Tapi satu yang saya yakini, saya kalau sudah menulis selalu membaca atau mendengar berita-berita dari sana dan dari sini hingga terciptalah sebuah tulisan meski tulisan ini masih amatir, yah hitung-hitung semoga semua pihak menjadi lebih baik lagi.
Di bulan yang suci ini, saya masih selalu meluangkan waktu saya untuk hal-hal yang Insya Allah mendukung wawasan saya seperti membaca dan menonton berita dan menjauhkan sinetron abal-abal dari mata saya meskipun semua pemainnya berjilbab, tapi sinetronnya tak berjilbab (nah lho?)
Kebetulan hari ini saya melihat beberapa berita memilukan seperti ibu yang menganiaya anaknya hingga anaknya terbunuh, satpam yang luka-luka serta polisi yang tewas akibat perampokan di CIMB Niaga yang membuat saya berpikir ulang tentang kegunaan CCTV yang dapat ditangkal dengan helm, sampai kebakaran di Bandung karena korsleting listrik.
Tentang orangtua yang menganiaya anaknya saya rasa sudah ada peristiwanya sejak periode orba, cuma karena dulu kebebasan pers tidak sebebas sekarang dan program berita belum banyak, maka peristiwa-peristiwa seperti itu tak terekam. Terlihat dari peristiwa keluarga ini bahwa persoalan luar rumah, dibawa-bawa sampai ke rumah hingga akhirnya mengakibatkan hal yang tidak-tidak.
Kedua, tentang perampokan. Ini hal yang paling mengerikan dibanding bertemu preman berkedok pengamen di bus kota yang takkan pernah dialami oleh Pak SBY, Bang Foke serta Pak Freddy Numberi(Amin. Tuhan masih sayang dengan mereka sepertinya). Menyeramkan sekali cara perampok itu beroperasi. Mereka beraksi layaknya Tuhan telah mencopot hati mereka dan menutup pandangan mereka tentang hal-hal berbau manusiawi.
Dan ketiga, tentang kebakaran di Bandung. Bukan tentang kebakarannya yang saya soroti, melainkan saat kedatangan pemadam kebakaran atau yang biasa orang-orang sebut blangwir. Saat mereka datang beberapa warga malah mengepung dan ingin mengeroyok mobil pemadam kebakaran karena dianggap datang terlalu lama sementara api sedang menjalar. OALAHHH..OH MY GOD. Kenapa sey mereka tidak bisa menahan emosi?
Yah memang bangsa ini boleh dikatakan bangsa barbar, karena kelakuan sebagian besar warganya yang berwawasan sempit hingga terjadi perkelahian. gak usah jauh-jauh disekolah atau pun kampus-kampus juga banyak kok cowok yang main berantem-beranteman, atau cewek yang main labrak-labrakan.Hadehh...Kurang kerjaan...
Mengingat hal ini, mengingat ormas Indonesia yang selalu mengambil jalan kekerasan tapi gak pernah keliatan kegiatan sosialnya, maka pantaslah kita berkaca diri sebelum menunjuk beberapa negara. Misalnya saja, memang tak dipungkiri kita memiliki masalah dengan Malaysia,, tapi kejadian Manohara dan respon yang saya anggap berlebihan kayaknya gak pantes. Sangat tidak pantas.Dari pejabat yang berkewajiban menyelesaikan sendiri saya anjurkan juga jangan hanya OMDO, tapi rencanakan, kerjakan dan selesaikan tanpa harus memancing-mancing SARA. Huh, padahal mereka itu kan orang-orang berpendidikan dengan wawasan luas, yang harusnya mencontohkan hal yang baik.
Oh iya, memang sey mungkin pendidikan di Indonesia terlalu bobrok kali ya...Soalnya dari sisi pengajarnya aja sudah menyimpang. saya jadi ingat seorang pengajar yang kerjanya marah terus, mungkin dia ingin menghasilkan mahasiswa/siswa yang suka marah-marah dan sombong.HIHI...
Peace ah...
Wassalam
Wulan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
GDD Global Development Delay
Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...
-
Shaun The Sheep, Timmy Time dan Hello Kitty merupakan beberapa tayangan animasi favorit yang saya suka dari stasiun televisi baru ini. Yup, ...
-
Hmmm. Harumnya... Awalnya karena sering browsing di internet tentang info-info produk perawatan kulit dan rambut yang bagus dan kalau bisa s...
-
Kangen karena banyaknya tayangan-tayangan drama lokal yang cenderung gak banget, akhirnya membuat saya berselancar di internet melihat-lihat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar