Catatan untuk para mahasiswa
Mahasiswa, membela rakyat atau bukan?
Begitulah kira-kira penggalan kalimat dari suatu berita di televisi swasta. Hampir tiap hari berita mengabarkan tentang unjuk rasa mahasiswa yang bisa dibilang brutal. Dan hal yang sering saya gumamkan ketika mendengar berita itu adalah “kenapa mahasiswa itu tidak memakai almamaternya yah?”.
Patut pula diketahui, ayah salah satu teman saya (tentunya masih mahasiswa) yang berprofesi sebagai polisi juga dipukuli habis-habisan dalam salah satu unjuk rasa tersebut. Hal itu malah menambah kebingungan kecil dalam pikiran saya, yang mana yang benar, polisi atau mahasiswa.
Mahasiswa itu bermacam-macam, ada mahasiswa yang miskin, kaya, bodoh dalam akademik, pintar dalam akademik, cepat emosi, telat informasi bahkan ada yang masih anak manja dan juga anak-anak pejabat setempat. Dan dari mereka pula lahir kegiatan OSPEK yang inti kegiatannya yaitu mempermainkan murid baru bukannya mengajarkan kedisiplinan serta visi dan misi kampus. Hal itulah yang tidak boleh kita samakan dalam satu kata yaitu “mahasiswa”. Bayangkan, bila satu salah pasti semuanya salah. Selama ini yang saya amati, perilaku mahasiswa memang berubah. Dulu, yang dinamakan mahasiswa itu pasti orang terpelajar, dan wawasannya luas. Lihat saja bagaimana hebatnya mahasiswa menggulingkan pemerintahan tirani yang ditakuti semua orang termasuk pers. Sekarang, terutama yang saya lihat hanya tinggal mahasiswa yang ambisius mengejar nilai akademik, apapun caranya baik jujur atau tidak jujur, apatis terhadap informasi dan sejenisnya. Ini diakibatkan pendidikan tinggi dijadikan komoditas ekonomi. Ada program ini dan itu yang mengizinkan orang kaya dan rendah kecerdasannya untuk masuk ke sebuah perguruan tinggi secara mudah. Lalu, jadilah mahasiswa yang berakal, tapi berperilaku seenaknya. Jadi,lingkaran setan ini dapat dikatakan diciptakan oleh pemerintah.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa mahasiswa masih ada yang membela kepentingan rakyat, walau sebagian lain diragukan karena perilaku mahasiswa itu sendiri yang menyebabkan kemacetan hingga secara langsung konsumsi BBM naik pada hari itu, berliter-liter bensin pun habis dalam kemacetan. Mahasiswa sekarang ini masih dapat mencari jalan untuk berunjuk rasa dengan baik tanpa merugikan kepentingan rakyat yang dibela, tentunya mahasiwa juga harus mencari informasi mengapa harga BBM naik, apa landasannya dan tidak mudah terpancing emosi provokator dari luar yang hanya menjadikan mahasiswa menjadi boneka atau tunggangan. Siapa tau provokator itu hanya ingin merusak nama baik kampus. Dan jangan lupa jawaban atas pertanyaan saya ” kok gak memakai almamater ketika demo”? Atau memang saya yang salah lihat yah?
Perlu diketahui, Indonesia merupakan salah satu dari negara yang terkena dampak minyak, padahal Indonesia juga negara penghasil minyak. Entah itu karena apa pemerintah harus menjawab dengan jujur. Tapi, kalau kita perhatikan akar dari kenaikan minyak ini perhatian kita pasti langsung tertuju ke negara adidaya di lain benua dimana para pejabat dan pemimpin negaranya merupakan pengusaha minyak. Perang yang dibuatkannya pun ada di negara penghasil minyak yang ingin dikuasainya dan minyaknya disimpan di negara asalnya. Negara itu punya cadangan minyak besar kalau tidak mau disebut menimbun. Para pemimpin negara adidaya itu yang sekarang ini tak segan-segan mengorbankan ribuan nyawa di tempat incarannya. Tapi, kita, bangsa Indonesia tentunya tak ingin menjadi negara terparah tingkat kerusuhannya akibat spekulan dan pemimpin dari negara itu bukan? Kita ingin menjadi bangsa nomor satu yang bertahan diterjang oleh kenaikan harga minyak dengan mencurahkan pikiran agar bertahan hidup dari para kaum terpelajar termasuk mahasiswa. Dengan demikian, ketimbang kita berunjuk rasa melawan polisi yang berkorban untuk mencari nafkah demi anak-anaknya hingga luka-luka terkena timpukan dan tentunya juga satu bangsa dengan kita, lebih baik kita berbalik ke arah lain, tempat yang menjadi akar masalah ini.
# dari AL JABIR untuk saudaruku Roseryzal #
BalasHapuskepada ikhwan kami roseryzal somoga dapat memaklumi keterlabatan kami dalam menanggapi pertanyaannya..
pertanyaan saudaraku ini langsung ditanggapi oleh Al Jabir ;
AJAKAN ISLAM BAGI YANG IMAN
oleh : Al Jabir
Yaa aiyyuhal ladziina aamanudkhuluu fis silmi kaaffah, walaa tattabi’uu khuthuwaatisy
Syaithaan; innahuu lakum ‘aduwwun mubiin (Albaqarah 2 : 208)
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Wahai saudaraku (Roseryzal), setelah sampai Kalam Tuhan ini kepadamu melalui si Aljabir dan kamu menerimanya, sehingga kamu menunudukkan diri dengan bersaksi dihadapannya maka muthlak kamu sudah menerima Islam yang dari sisi Allah. Yang selama ini kamu menyandang Islaam berdasarkan garis keturunan, lalu kamu berbuat layaknya seperti pekerjaan Islam. Dan karena kamu berbuat layaknya Islam, maka orangpun mengatakan kamu Islam. Sebaliknya kamu melihat kawanmu berbuat layaknya Islam maka kamupun mengatakan mereka Islam, ini Islam yang menurut manusia atau Islam disisi manusia. Kamupun punya kartu identitas (IC) yang bertuliskan bahwa kamu beragama Islam. Ini Islam berdasarkan isian (borang) blangko kosong yang mau tak mau kamu isi dengan huruf I s l a m.
Islam dari garis keturunan, Islam dari sisi manusia, Islam isian Blangko kosong (borang), dan banyak lagi menyebabkan manusia ini mengatakan dirinya Islam, itu semua adalah Islam dimata dunia. Dan dunia ini hanyalah tipu daya semata. Tidak bisa dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa Islammu benar walau sudah kamu tuntut ilmunya dari kecil sampai university, bahkan sampai ke Kairo atau Arab Saudi.
Yaa aiyyuhal ladziina aamanuu athii’ullaaha wa athii’ur rasuula wa ulil amri min kum.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu.
Wahai saudaraku, benarnya kamu taat kepada Allah yang tak seumpama dengan sesuatu, tak dapat diumpamakan dengan tulisan huruf A l l a h atau huruf Alif lam lam ha`, tak dapat diumpamakan dengan ucapan Allah. Tak pula dapat diumpamakan dengan khayalan akal walaupun sudah banyak ilmu tentang Allah yang kamu pelajari. Tak dapat diumpamakan dengan rasa dalam hati sehingga kamu rasakan kamu khusu’ dalam beribadah denganNya. Bukan itu Allah saudaraku, dan bukan pula diluar itu. Makanya tak bisa tidak kamu mesti taat kepada Rasul. Ketika datang Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah, walaupun tak sesuai dengan keinginan kamu, tak sesuai ilmunya dengan ilmu yang kamu tuntut, tak sesuai amal ibadahnya dengan yang kamu perbuat, jangan kamu menyombongkan diri terhadapnya. Jangan kamu mendustakannya, apalagi membunuhnya. Ikutilah Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah, maka benarlah kamu telah taat kepada Allah Jalla wa ‘azza.
Benarnya kamu mengikuti Rasul yang membacakan ayat-ayat Allah, maka datangilah Pemimpin yang dari kamu, yang ia menyampaikan Salam dari Tuhanmu sehingga kamu menerima salamnya. Kamu Islam kepadanya, merendahkan diri kepadanya dengan mengucapkan dengan lisanmu dan I’tiqadmu, : “Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullaah. (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah)”. Inilah Islam yang disisi Allah. Disisi Allah adalah Rasul; itulah Pemimpin yang dari kamu. Dia ada ditengah-tengah kamu, dia layaknya manusia seperti kamu juga. Makan, minum, duduk, berbaring, berkahwin, beranak, bahkan berjalan dipasar-pasar seperti layaknya kamupun makan, minum, duduk, berbaring, berkahwin, beranak dan berjalan.
Wahai saudaraku (Roseryzal), syukurilah bahwa kamu telah menundukkan diri (taslim, Islam, Muslim) kepada orang yang didatangkan kepada kamu sekarang ini sehingga kamu tidak hanya Islam disisi dunia ini melainkan sudah Islam disisi Allah (Islam Kaaaffah). Kamu sudah tidak lagi mengikuti langkah Syaithan, yang Syaithan itu musuh yang nyata. Syaithan itu mengikuti langkah Iblis. Iblis sujud kepada Tuhan Rabbul jalil, tetapi enggan dan menyombongkan diri kepada Adam As yang Pemimpin (khalifah) dimuka bumi saat itu. Sampai-sampai tidak sejengkal bumi ini yang tidak bekas sujud Iblis. Tidakkan dirumahnya, Iblis menjadi imam, dimushalla, dimesjid, di atas langit, di surga, bahkan para Malaikatpun, Iblislah imamnya. Begitulah para pengikut syaithan sekarang ini, sujud kepada Tuhannya tapi enggan dan menyombongkan diri kepada Pemimpin yang diturunkan Allah di hari akhir ini. Bahkan mereka memusuhimu ketika kamupun sekarang menyampaikan Salam dari Tuhan mereka yang Penyayang dikarenakan kamu pun diciptakan Tuhan dari segumpal darah.
Syukurilah wahai saudaraku (Roseryzal) dengan cara sampaikan Salamku kepada sekalian manusia, sehingga apabila mereka juga seperti kamu yang menerima Salamku, maka tak terlebih mulia engkau dari padaku dan tak terlebih mulia aku dari padamu. Engkau dan aku satu dalam kalimah: “laa ilaaha illallaah, Muhammadur rasuulullaah”. Allah, Rasul, Pemimpin, bukan tiga melainkan satu jua adanya, alias esa. Ditambah sekarang kamu menerima seruan ini, bukan jadi empat namun satu jua adanya. Ketahuilah bahwa Mu`min itu satu. Namun Allah tetap Allah, Rasul tetap Rasul, Pemimpin tetap Pemimpin. Tiga (3) tapi satu (1), satu tetap tiga (3). Inilah pasukanku wahai saudaraku, 3 1 3. Mudah-mudahan kamu shabar serta Allah.
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: “Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. dan Katakanlah kepada orang-orang yang Telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam”. jika mereka masuk islam, Sesungguhnya mereka Telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.
Wahai saudaraku (Roseryzal), setelah sampai Salam dari Tuhanku kepadamu dan kamu terima, maka kamupun menyampaikan Salam ini kepada segenap manusia yang kamu jumpai sama ada apakah kamu saat ini masih dalam keadaan ummi atau ahli kitab. Sehingga kamu dalam menyampaikan Salam dari Tuhan yang Penyayang tidak memandang apakah mereka orang ummi atau ahli kitab. Jika mereka mau menerima Salammu yang dari Tuhan, maka mereka satu dengan kamu; yakni Islam yang dapat petunjuk Allah, bukan petunjuk dari nenek moyang. Sebaliknya, mereka meremehkanmu, mengolok-olokmu karena memang kamu tidak sempurna menurut ilmu manusia sekelilingmu bahkan kamupun menyangka kamu tak sempurna, namun kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Hamba Allah adalah yang menerima Salam, Kalam dari Tuhan (Alqur`an). Dan Allah melihat dengan hamba-hambanya.
Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.
Wahai saudaraku, jangan kamu menetapkan atas dirimu sebagai sebuah sangka-sangka. Berketetapanlah kamu dengan ketetapan Allah dan jangan sedikitpun kamu ragu. Adam dijadikan khalifah dimuka bumi oleh Tuhanmu bukan karena ilmu yang tinggi, amal yang baik dan banyak ibadah, namun karena ia serta merta ketika diperintah Tuhannya menyebut segala sebutan, maka ia menyebutnya. Tidak seperti Malaikat yang hanya bertasbih memuji Tuhan. Maka sebutlah Allah, maka yang tau namanya disebut ia akan kembali kepada penyebut. Diterima mereka sebutanmu berupa Salam dari Tuhan, Kalam Allah, Alqur`an, wahyu ilahi, menunjukkan mereka anak-anak Adam yang dimuliakan dan dilebihkan dengan kelebihan yang sempurna. Layaknya kamu yang telah menerima Salam, Kalam dari Tuhan yang Penyayang.
Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah Maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata”.
Wahai saudaraku, telah diampunkan Allah dosa-dosamu disebabkan kamu menerima dan beriman dengan orang yang menyeru kepada Allah sekarang ini, maka berbahagialah kamu. Aku sampaikan berita gembira ini kepadamu wahai saudaraku supaya jangan ada keraguan kepada kamu dengan kebenaran yang datang dari Tuhanmu. Dan tebarkanlah salamku ini seluas-luasnya.
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, Maka Katakanlah: “Salaamun alaikum. Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, Kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan Demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.
Berkat Allah bagiku dan bagimu pada Alqur`an yang agung. Bermanfaat bagiku dan bagimu segala ayat dan peringatan yang bijak. Dan terimalah segala tilawahNya dari padaku dan dari padamu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Tau. Aku sebutkan perkataan ini, maka aku diampunkanNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
***
marilah kita selalu merapatkan saff dan barisan dengan saling memberi kabar akan perjuangan dan bersilahturahmi semoga ada kelanjutan berita di kemudian hari *Himpass*