Tahukah anda bahwa setap orang pasti tergila-gila akan suatu hal? Yah, itu pasti sadar atau tidak. Seperti saya, alhamdulilah saya bukan gila mabuk, gila cinta ataupun gila beneran (yang ini amit-amit).
Dalam postingan saya kali ini, saya membahas beberapa sumber bacaan rutin saya yang saya rekomendasikan untuk anda, tentunya saya sebisa mungkin akan memaparkan dari segi positifnya saja. Karena sudah gak jaman memberi penilaian negatif terhadap sesuatu yang memang bagus (sok bijak dikitlah). Dari semenjak duduk di kelas 2 sd, tepatnya ketika sudah mampu membaca kalimat yang panjang, saya memang ditakdirkan untuk gila membaca yang juga berbanding lurus dengan gila nulis.. Beberapa buku sudah saya review disini tapi belum semuanya, belum lagi komik-komik saya yang menumpuk manis atau acak-acakan di lemari buku saya.
Nah, untuk kali ini saya ingin menyebutkan perjalanan sumber-sumber bacaan seperti majalah atau koran yang selalu rutin saya baca demi memuaskan hobi saya yang memang memakan biaya ini.
1. Cita Cinta
Sampai sekarang saya berlangganan majalah ini karena kebutuhan saya sebagai wanita berusia 20-an yang memang klop dengan isi bacaan majalah ini. Majalah ini tentunya majalah bagi wanita-wanita modis dsb, namun point yang saya ingin baca bukan hanya rubrik belanja mix-and match serta lainnya namum tentang kampus dan jenjang karir yang sering dibahas. Selain itu juga ada rubrik-rubrik seperti majalah wanita kebanyakan lainnya. Intinya saya belajar cara penyajian kalimat non-fiksi dari majalah ini, dan saya juga sering mempraktekkan tips-nya.
2. Kartika
Sama dengan majalah sebelumnya, target pasar majalah ini juga wanita yang berumur sama seperti majalah cita cinta, bahkan memang mereka bersaing. Namun, harga yang lebih terjangkau dan halaman fashionnya yang lebih banyak ketimbang cita cinta juga membuat saya tak ketinggalan untuk membeli majalah ini. Yah, kebetulan saya sedang belajar untuk menjahit baju sehingga saya membutuhkan majalah yang contohnya bagus-bagus. Selain itu, resep dari rubrik memasaknya lebih banyak ketimbang resep majalah serupa. Tak jarang pula saya praktekan resep-resep dari majalah ini.
3. Olga Girls magazine
Sewaktu semester pertama kuliah, saya sempat berlangganan majalah ini, as usual lah karena harga terjangkau serta kegilaan saya akan membaca selain itu di majalah ini juga ada rubrik cerpen hingga saya memutuskan untuk membelinya. Tips dan trik kecantikan dan mode dalam majalah ini pun saya anggap bagus bagi majalah muda. Tapi karena seiring umur saya yang bertambah serta isi majalah yang memang cocok untuk anak belasan tahun tapi tidak dengan saya yang merambat tua (hehehe), saya tidak membeli majalah ini lagi.
4. Kompas.
Tanpa saya ceritakan panjang lebar semua orang pasti tau surat kabar harian terkenal ini. Kalau membeli surat kabar ini, saya langsung menuju ke halaman opini yang memuat opini hebat, sistematik dari orang-orang yang hebat dalam kegiatan menulis. Setelahitu, mata saya juga langsung berputar ke arah kolom yang diasuh oleh Budiarto Shambazy, beliau merupakan jurnalis yang hebat. Kata-katanya tidak membosankan bagi si pembaca. Setelah itu barulah saya habisi artikel demi artikel dengan sepasang mata saya. Melihat profil orang hebat, berita nasional yang selalu diisi oleh kelakuan para pejabat serta berita kawat dunia yang menarik untuk disimak. Intinya, hebbbaaaattt....Sumber bacaan yang penting bagi saya.
5. Annida
Wah, wah...Saya hampir tidak henti-hentinya menceritakan majalah yang satu ini kepada teman-teman yang "mau" mendengarkan curhat saya. Majalah ini sangat penting bagi saya, banyak kenangan jika saya mengingat-ngingat majalah ini. Majalah inilah yang "bertanggung jawab" karena telah membuat saya jadi gila akan prosa dkk. Bayangkan, saya membaca majalah ini semenjak saya duduk di bangku kelas 2 sd. Mungkin banyak yang tak percaya, tapi itulah kebenaran. Kalimat cerpen yang panjang-panjang itu tak saya pungkiri. Memang sulit untuk dicerna tapi ketika 1 cerpen usai saya mulai ketagihan untuk membaca cerpen berikutnya, dan "tring" majalah ini membantu saya lancar membaca yang pada akhirnya juga melancarkan saya untuk berbicara di depan orang banyak karena sering menemukan perbendaharaan kata yang pasti baru diketahui oleh murid kelas 2 sd.
APakah saya yang membeli majalah ini? Tentu tidak, karena waktu kenangan ini berlangsung saya, yang memiliki kedua orangtua yang bekerja selalu dititipkam di rumah nenek, sedangkan om saya selalu berlangganan Annida. Jika tidak ada yang sedang membaca, pasti saya baca diam-diam, entah apakah on dan tante yang merupakan adik-adik dari ibu saya itu mengetahuinya atau tidak, yang jelas karena inilah saya yang kemudian menjadi hobi membaca. Tanpa ada paksaan atau motivasi, saya menjadi penggila baca dan diikuti penggila menulis. Dari majalah inilah kutemukan jati diriku dari semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Dan syukurlah mereka membeli majalah yang benar bukan majalah aneh-aneh dan tidak mendidik apalagi yang membuat dampak buruk bagi saya (You-know-which-magazine). Saya sangat berterimakasih kepada Annida meskipun sekarang sudah tidak terbit dan berubah menjadi Annida online.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
GDD Global Development Delay
Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...
-
Shaun The Sheep, Timmy Time dan Hello Kitty merupakan beberapa tayangan animasi favorit yang saya suka dari stasiun televisi baru ini. Yup, ...
-
Hmmm. Harumnya... Awalnya karena sering browsing di internet tentang info-info produk perawatan kulit dan rambut yang bagus dan kalau bisa s...
-
Kangen karena banyaknya tayangan-tayangan drama lokal yang cenderung gak banget, akhirnya membuat saya berselancar di internet melihat-lihat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar