Rabu, 12 Mei 2021

Rumah Sakit

Rumah sakit adalah tempat orang sakit berobat,baik inap maupun bolak balik yang kita tau sebagai rawat jalan.

Namun kata itu mulai berubah ketika beberapa peristiwa yang kami sekeluarga alami.

Setelah 21 hari berlalu dan bayi kami dirawat inap di NICU, saya penasaran berapa akumulasi biayanya. Maklum, waktu proses kelahiran kami ditanggung oleh kantor tempat papa bekerja. Namun untuk NICU sepertinya karena kasus khusus, kami tidak tau akan ditanggung atau tidak. 

Segera setelah mendengar pertanyaan dari saya, papa anak- anak langsung ke rumah sakit di bilangan Depok itu yang tepat berada di jalan siliwangi. Tak berapa lama setelah dia pergi, ada panggilan masuk darinya. Dengan nada parau dan sedih, dia bercerita bahwa uang yang kami sediakan untuk pengobatan bayi kami sudah tidak mencukupi. Yah, kami hanya menyediakan sekitar 170 juta rupiah, sedangkan tagihan rumah sakit sudah lebih dari itu dan dengan melihat kondisi bayi kami yang belum pulih pasca operasi, minum susu masih sedikit dan berat badannya belum bertambah sama sekali, kamipun galau. Bahkan hari itu saya sangat stress.  Jika diteruskan di rumah sakit itu, kami sudah tak ada dana lagi. Mengingat kamipun juga harus menyediakan sisa dana untuk operasi atresia ani nya kelak.

Muncullah beberapa opsi selama diskusi dengan RS, opsi yang kami ambil adalah pindah rumah sakit yang bisa memakai BPJS. Lalu dengan biaya ambulance yang tidak sedikit, kami memindahkan anak kami ke rumah sakit tipe B yang dimiliki pemerintah dengan lokasi tak jauh dari kebun raya bogor dengan harapan anak kami akan dirawat lama hingga tidak perlu menggunakan sonde, naik berat badannya hingga tak perlu inkubator untuk menahan suhu serta recovery dari operasinya. 

Semua harapan itu pupus di hari kelima anak kami dirawat di rumah sakit milik pemerintah itu, ketika kami usai mengantarkan anak pertama kami berobat, tepat pukul 13.30 siang ada telepon masuk ke ponsel saya. Dengan tegas, suster yang mengenalkan diri sebagai suster dari NICU RS PM* itu mennyuruh kami segera menjemput bayi kami tepat pukul 16:00 sore paling lambat. Karena jika lewat akan berbayar pribadi. Dengan keringat dingin aku menutup telepon dan segera mengabarkan suami dan kerabat yang menunggu di ruang tunggu PMI. Iya, mereka menelepon saya yang di rumah namun tidak mengkontak kerabat yang sedang ada di ruang tunggu. Heran kan? Padahal mereka sendiri yang menyuruh harus ada yang menunggu di ruang tunggu selama 24 jam.

Dengan sakit hati yang paling dalam, aku berpikir pada saat itu mungkin arti RS adalah tempat dimana orang-orang sakit berada.

Ketika akhirnya suami nego agar bisa pulang esok harinya dengan membayar perawatan untuk satu hari dari kocek pribadi. Akhirnya tibalah kami jemput bayi kami. Yang awalnya masih pakai OGT, tiba-tiba sudah dilepas. Wah hebat bgt mereka bisa langsung lepas. Dan benar ketika sampai rumah anak kami sama sekali sulit untuk menyusu baik botol maupun langsung ke ibunya hingga akhirnya pihak dokter herm*n* dimana kami kembali kesana untuk rawat jalan dan tidak mau kembali ke bogor, menyarankan agar memakai OGT. Setelah memakai OGT,beratnya berangsur-angsur membaik. See?? Siapa yang sotoy.?

Jadi total hari dimana bayi kami dirawat di rumah sakit PM* Bogor itu hanya 5 hari dan tubuh yang masih sering biru ketika menangis. Kami tidak tau pasti, mungkin ini terkait urusan dengan BPJS kah? Yang kami tau memang tak ada rumah sakit yang suka dengan pembiayaan dari BPJS. Siapa sih yang suka berurusan dengan instansi birokrat pemerintah? 


Tapi di lain sisi pernah saya dengar dari komunitas prematur, seorang ibu bayi prematur dirawat hingga berbulan- bulan di RS harapan kita hingga berat badan bayinya cukup dan lebih dari 2 kg dengan memakai BPJS di rumah sakit tersebut serta  juga bisa meminum susu seperti bayi cukup bulan pada umumnya. Tidak seperti pada bayi kami.

Wallahu alam bisawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...