Minggu, 26 April 2020

Galau receh : Totole atau masako

Dulu sekitar umur 20-an selepas kuliah, saya berpikir ambi (dikit) tentang bagaimana caranya dapet kerja secepatnya demi membahagiakan orangtua. Ga terhingga kunjungan kantor dan banyaknya interview yang gagal sehingga kadang, kadang lho ya... Setiap interview dan gagal lagi gagal lagi, ga jarang saya menghabiskan waktu di halte busway sendirian dan melamun sedih. Tapi cuma bentar kok, besoknya happy lagi. Soalnya gue gak pantes pasang muka sedih, lebih cocok muka konyol.

 Dan sekarang di umur early 30 ini, yang digalauin bukan mengenai hal semacam ambisi menguasai dunia atau balap-balapan makmur ama temen. Sesuatu yang digalauin sekarang lebih seperti ga bisa ditangisi, cuman bisa dihindari doang..


Ngomong ngomong masalah galau, saya paling demen galau masalah receh macem hari ini. Jadi hari ini saya bingung banget -banget mikirin mau masak apakah di rumah. Kira-kira pada doyankah? Beli dimana dll. Akhirnya sampailah pada suatu titik dimana saya sedang ngaduk-ngaduk empal sambil bingung mau pake penyedap masako atau totole. Hmmm sungguh receh.



Sambil masak empal gepuk

Dipikir-pikir dulu waktu kecil, mamah saya lebih menyukai pakai vetsin macem sasa, miwon dll. Dan sekarang konon katanya kaldu jamur lebih sehat karena sekian-sekian. Entahlah. Yang jelas rasanya lebih unik dan gurihnya ga berlebihan. Pas lah. 

Semenit kemudian otak anak IPS-ku bekerja, apakah ini yang dinamakan the law of diminishing return. Dimana kalau kita mengkonsumsi barang atau jasa secara terus menerus akhirnya bosan juga. Apakah hukum ekonomi ini yang bikin industri kecantikan selalu ga pernah sepi "produk baru". Atau apakah hal ini yang menyebabkan banyak orang " keluar dari zona nyaman".

Penyebab mikir


Entahlah. Mungkin hal itu juga yang mendorong kita membuat suatu keputusan di dalam hidup yang banyak banget tantangannya. Penyebab galau dan impulsive.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...