Jumat, 30 Oktober 2009

Aliran sesat ada dimana-mana (santriloka)

Sepertinya kiamat memang sudah dekat karena aliran sesat makin merajalela. Kemarin saya lihat di televisi ada orang yang dengan emosional meluap-luap berkata kalau dia membawa ajaran islam baru. Tapi aneh aneh aneh aneh. Dia berkata alquran berasal dari sansakerta dan bahasa jawa. Aje gile! Emang orang yang diturunkan wahyu (Nabi Muhammad) itu orang yang mengerti bahasa sansakerta? Pastinya ALlah menyesuaikan donk sama si penerima wahyu itu. Dan dia bilang kenapa mesti berbahasa arab? Weleh weleh. Biar kita itu gak tafsir sana tafsir sini akhirnya melenceng. So, ALquran itu tetap bahasa Arab tapi ada terjemahan di sisinya agar bentuk aslinya masih sama hingga akhir zaman. Yah, gue aja yang gini tau..dasar!
Selain itu, dia bilang mana ada perintah solat zuhur di dalam Islam. Nah, yang satu ini dia beralasan bahwa zuhur itu berasal dari kata Jawa yaitu luhur, bukannya buat solat zuhur tapi buat berbudi pekerti luhur. ya ampun neh orang udh sarap. Jelas2 zuhur itu dari bahasa Arab...Kenapa dia jadi maen pleset2an gitu sey? Pasti masa mudanya kurang bahagia ya....Kasian...

Dia jug memutarbalikkan rukun islam.Ya rabbi, ampun ampun kelakuan orang itu. Di layar televisi dengan emosional dia menyerang semua delegasi MUI yang kelihatannya santai2 aja cara bicaranya. Dan ketika presenter sebuah acara berita bertanya, "sejak kapan dan kenapa dia bisa punya pikiran seperti itu? pikiran untuk menolak al quran? Padahal Islam dan Alquran itu yah satu. Orang muslim harus berpegang terhadap alqur'an, di luar itu maka dikatakan bukan muslim lagi"

Nah, si ketua aliran sesat itu langsung emosi deh dan gagap juga jawab pertanyaan presenter hingga ngeles sana sini. Tapi karena presenter lebih pengalaman dalam masalah wawancara, yah dia ngaku karena dia itu sebel orang udh capek2 berdoa tapi gak dikabulkan Tuhan..

Jiaaa..Ketauan kalau dia itu putus asa and akhirnya murtad..So simply like that! Napa pake bongkar2 ajaran agama orang? Kenapa gak bikin aja agama sendiri? Cape dehhhh..

Dan yang paling memprihatinkan ada juga orang yang mau jadi pengikutnya. Yah, maklum. Indonesia itu warganya agak malas2, gak giat kayak jepang, jadi gampang putus asa, selain itu pula Indonesia pendidikannya minim. Makanya jadi begitu. Coba kalau mereka udah pada sibuk urusan masing2, yang kolot kayak gini gak bakalan ada...

yah, cukup sudah tulisan saya, saya juga gak ngerti apa-apa sebenarnya. C U

Subiwulan menulis dari Jl Cipedak V No 4C di satu2nya rumah yang dicat kuning di jalan Cipedak pinggir jalan Moh Kahfi 2...

Senin, 26 Oktober 2009

JL Cipedak V No 4C Jagakarsa

Mungkin karena sebelumnya tinggal di Tebet, yaitu tempat paling strategis di Jakarta. Diapit oleh dua jalan protokol yang terkenal yaitu Terusan Casablanca (Jl KH Abdullah Syafii dan MT Haryono serta ada stasiun serta dekat terminal KP melayu, ketika pindah ke daerah ini, agak shock sedikit.
Daerah ini tentunya masih asri, karena masih banyak pepohonan yang kita temui bila keluar rumah, and sebuah kali pengairan kecil mengalir deras di jalan Moh Kahfi II. Tapi yang mengesalkan adalah orang-orang pasar di daerah sebelah, baik dari sebagian pemukimannya, mereka asik2 aja membuang sampah di kali ini. Padahal orang-orang srengseng sawah dan sekitarnya sudah capek-capek membayar mahal petugas kebersihan untuk mengangkut sampah kita sendiri. Eh mereka mau nya gratis yaitu dengan mengirimkan sampah ke pemukiman kami via air yang mengalir. Penduduk asli daerah sini pun sudah cukup jengkel dengan hal ini, tapi mau bagaimana lagi? Pemda kami sudah berbeda. Kalau di sini kami sembarangan buang sampah berarti bunuh diri, karena akan membuat banjir daerah kami.
Omong-omong masalah penduduk asli di sini, saya agak agak susah kalau mau bicara dengan mereka. Yang saya yakin di sini masih masuk daerah Jawa Barat dulunya, karena di peta tahun 90-an tidak ada tuh yang namanya kecamatan Jagakarsa. SO, ini merupakan perluasan daerah Jakarta untuk membuat proyek perkampungan betawi. Tapi ternyata bahasa yang mereka gunakan lain. Bukan sunda, bukan pula betawi yang selama ini saya pakai. Bahasa aneh...mereka kalau menjawab ya, menggunakan lafal, "Iyak". Loh loh? Agak asing di telinga saya.Serta beribu macam bahasa yang saya terbengong-bengong tidak mengerti. Padahal saya ini jago bgt bahasa betawi deh..

Cukup sekian dulu cerita dari Jalan Cipedak V no $c. Next time akan ada laporan baru lagi.Oh iya, titip salam buat pemda depok and DKI , tolong yah masalah paragraf 2 saya kaliam selesaikan baik-baik...Itu pun kalau kalian masih punya hati tak tega terhadap penduduk.

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...