Rabu, 29 April 2020

Berbangga diri : Punya microwave samsung baru.

Jadi ceritanya orang rumah demen banget makan makanan luar tapi takut ga steril. Akhirnya kamk memutuskan beli microwave dong dengan niat biar hati tenang ketika menyantap makanannya.

Seperti biasa, semua keputusan beli ada di tangan nyonya rumah, dan setelah browsing sana sini dan menyesuaikan budget, saya memutuskan untuk membeli microwave oven merk samsung tipe MS23K3515AS dengan kapasitas 23 liter. Katanya sik bisa jadi oven juga cuman kali ini belum sempet dan niat mencoba. Microwave ini saya beli di tokopedia dengan harga yang mayan lah. Mahal menurut saya tapi sampe jual rumah kok. 

Bisa ngaca di pintunya...


Pertama mencobanya kelihatan banget kalo orang di rumah pada norak, termasuk saya. Contohnya ribut pakai wadah apa untuk meletakkan masakan yang mau dihangatkan. Kata suami, apapun bisa masuk. Tapi menurut saya, plastik ga boleh masuk nanti koslet. Akhirnya daripada kenapa-kenapa karena ini merupakan barang baru ya udin kita pakai wadah yang kuat menahan panas. Wadah cem piring tebal gitulah. 

Alhamdulilah dengan adanya microwave ini, mamak ga begitu capek ngangetin makanan maupun was was beli makanan di luar rumah selama terjadinya wabah corona ini. Sempurna!

Dan yang paling penting adalah, microwave ini dilengkapi fungsi child lock. Jadi semua ibu ga perlu khawatir jika memiliki balita yang lagi lincah-lincahnya dan suka pencet sana sini. Aman deh pokoknya. Cara menggunakan child lock -nya tinggal tekan 3 detik di tombol fungsi child locknya. Dan jreng....muncul huruf L di layar petunjuk jam. Aman deh ga bisa dibuka maupun dijalankan fungsinya. Begitupun untuk unlock fungsi ini juga tinggal tekan 3 detik tombol childlock tersebut.

Berasa tajir gitu lah punya barang ini, duh punya microwave aja udh bangga, gimana punya properti banyak yak.






Gambar terakhir menunjukan kalau fungsi child locknya lagi jalan ya..






Senin, 27 April 2020

To be truly happy is to keep yourself busy

Hampa.

Sebagian masyarakat dunia sedang atau akan menghadapi kehampaan. Nggak ada jalan-jalan, ga ada mudik, perlahan sesuatu dari alam berupa virus ini mengancam hobi dan pekerjaan. 

Perlahan-lahan covid 19 ini mulai "membunuh" mental semua orang. Namun juga mulai terlihat wajah-wajah asli semua orang. Ada yang baik dan peduli, ada pula yang picik dan jahat.  Kita semua melihat bahwa banyak orang yang bahu membahu baik yang viral ataupun ga viral demi membantu sesama yang terancam pemenuhan kebutuhan hariannya.

Di sisi lain tak sedikit pula kita diajak menghela nafas melihat berita seperti narapidana dibebaskan, kasus stiker bupati Klaten, Bapak terawan dengan segala ndablegnya, dan bapak luhut dengan kumis dan isi komennya.

Sulit untuk tidak julid dengan keadaan ga ngapa-ngapain seperti sekarang ini. Biasanya orang yang berdiam diri dan ga produktif kebanyakan ngelamun lagi dan lagi. Beda dengan orang sibuk, saking sibuknya bahkan mereka ga peduli kalau ada orang yang membenci dirinya. Wow, what a character!  Dari dulu karakter seperti inilah yang ingin saya bangun dalam diri saya. Selain karakter humoris tentunya. Hmm apa mungkin dua karakter ini bisa eksis di satu pribadi? 


To be trully happy is to keep yourself busy. Salah satu moto penting dari jaman saya kuliah hingga sekarang. Dan moto inilah yang belakangan mengganggu saya menghadapi hari-hari saya belakangan ini. Inti moto ini lebih ke " please, make yourself useful". 

Minggu, 26 April 2020

Galau receh : Totole atau masako

Dulu sekitar umur 20-an selepas kuliah, saya berpikir ambi (dikit) tentang bagaimana caranya dapet kerja secepatnya demi membahagiakan orangtua. Ga terhingga kunjungan kantor dan banyaknya interview yang gagal sehingga kadang, kadang lho ya... Setiap interview dan gagal lagi gagal lagi, ga jarang saya menghabiskan waktu di halte busway sendirian dan melamun sedih. Tapi cuma bentar kok, besoknya happy lagi. Soalnya gue gak pantes pasang muka sedih, lebih cocok muka konyol.

 Dan sekarang di umur early 30 ini, yang digalauin bukan mengenai hal semacam ambisi menguasai dunia atau balap-balapan makmur ama temen. Sesuatu yang digalauin sekarang lebih seperti ga bisa ditangisi, cuman bisa dihindari doang..


Ngomong ngomong masalah galau, saya paling demen galau masalah receh macem hari ini. Jadi hari ini saya bingung banget -banget mikirin mau masak apakah di rumah. Kira-kira pada doyankah? Beli dimana dll. Akhirnya sampailah pada suatu titik dimana saya sedang ngaduk-ngaduk empal sambil bingung mau pake penyedap masako atau totole. Hmmm sungguh receh.



Sambil masak empal gepuk

Dipikir-pikir dulu waktu kecil, mamah saya lebih menyukai pakai vetsin macem sasa, miwon dll. Dan sekarang konon katanya kaldu jamur lebih sehat karena sekian-sekian. Entahlah. Yang jelas rasanya lebih unik dan gurihnya ga berlebihan. Pas lah. 

Semenit kemudian otak anak IPS-ku bekerja, apakah ini yang dinamakan the law of diminishing return. Dimana kalau kita mengkonsumsi barang atau jasa secara terus menerus akhirnya bosan juga. Apakah hukum ekonomi ini yang bikin industri kecantikan selalu ga pernah sepi "produk baru". Atau apakah hal ini yang menyebabkan banyak orang " keluar dari zona nyaman".

Penyebab mikir


Entahlah. Mungkin hal itu juga yang mendorong kita membuat suatu keputusan di dalam hidup yang banyak banget tantangannya. Penyebab galau dan impulsive.

Sabtu, 25 April 2020

Rubik

Buat saya yang bukan orang eksak, hmm maksudnya bukan anak IPA gitu, memainkan rubik merupakan hal yang bikin tengkuk kepala saya pusing. Kenapa? Pas saya mainkan dan ujung-ujungnya ngerenung lalu bengong, ternyata main rubik itu butuh rumus say. Dan logika! 

Bisa apa saya selain nulis status dan baca status orang doang? 



Akhirnya saya menyerah memainkan rubik lalu ngoper ke hubby yang anak matematika. Dan voilla!  Ga sampe berhari-hari seperti saya ataupun ga sampe bikin tengkuk keringat dingin ternyata doi bisa. Dan ga sampe 5 menit pula. Nah kan! Doi juga bilang biasanya yang jago rubik itu adalah anak IT.  Soalnya logika ama nalarnya jalan. Waduh berarti kamsudnya istrinya cuman kakinya aja yang jalan gitu. Nalarnya nggak. Ya ada benernya juga sik. Saya mah julidnya aja yang jalan. Hehe. Jujur saya niat beli rubik ini gara-gara nonton drama korea Because this is my first life, disitu digambarkan kalo lead male nya pinter banget. Iya, saya telat nonton dramanya. Tau sendiri kan tahun 2017 itu saya lagi sibuk ampe ga punya waktu buat nonton, bisa ngemall aja udah alhamdulillah.





Kalo kamu gimana? Bisakah main rubik???

Jumat, 24 April 2020

Mencoba tol Jakarta -Semarang

Seperti yang diceritakan pada post blog membuat pasport bayi, tepat bgt sebelum korona membuat heboh dan takut penduduk +62, kami memutuskan untuk jalan-jalan di dalam negeri meskipun persiapan kami untuk pergi ke Singapura telah rampung. Dan sialnya kami jalan-jalan dengan hati yang ga tenang karena perlahan dengan pasti di semua channel news selalu mengabarkan situasi tiap kota Indonesia yang tengah dilanda korona.

Kami jalan tepat di pukul 08.00 dari Depok dan sampai di Semarang ketika ba'da Ashar. Kebetulan kami menyewa rumah via airbnb karena bingung mau inap di hotel yang mana. Selama perjalanan, kami singgah di sate maranggi purwakarta karena...laper. 

Di dalam mobil tentunya ada si dedek Nursha yang merupakan pemegang saham terbesar eh salah, maksudnya pembawa barang terbanyak. Maklum lah toddler. Ada susu,ada biskuit, ada pampers dll. Tentunya ini juga ujung-ujungnya demi ketenangan batin warga dan keluarga juga. Karena kalau misal si toddler minta sesuatu semacam susu dan kita ga siap, waduh nangisnya bisa bikin kita nge-fly juga. Nge-fly di telinga kamsudnya.

Aseli dah, mungkin karena saya bukan perantauan atau jarang kemana-mana nun jauh via darat ya. Jadi rasanya ga betah dan males banget. Dulu saya pernah naik pesawat maupun kereta via Gambir-Semarang dan menurut opini saya itu the best lah. Mungkin juga karena mobil lebih sempit dibanding kereta atau saya terlalu berdebar- debar ketika melewati tol. Kenapa? Karena ketika mendekati Brebes atau Pemalang, ada tulisan "JANGAN KECELAKAAN DISINI, RUMAH SAKIT JAUH".   Langsung ada yang copot deh saat itu juga. Apa yang copot? Nyali saya.

Mobil kami melaju kencang di atas tol jalan layang  Cikampek yang baru dibuka. Alhamdulilah jalanan tolnya udah ga lompat lompat lagi kayak awal dibuka. Jangan tanya kenapa karena saya ga ngerti juga. Pokoknya udah lebih halus jalanannya. Bukannya halus total yak. Cuman lebih ngga lompat-lompat.

Nah yang bikin lompat justru di ruas tol Cipali menuju ke Semarang tepatnya sekitaran Pemalang, Brebes. Kami berkali kali terlontar dari bangku masing-masing. Dan udah gitu malesnya kenapa tempat pom bensin atau rest areanya belum jadi semua ya. Ya mungkin tenant-tenant belum banyak yang tertarik karena menurut saya sepi aja. Ramenya cuma pas mudik lebaran. Woah, berarti tahun ini sama sekali ga akan ramai ya karena peraturan dilarang mudik untuk pencegahan korona.


Oh iya, penting untuk memastikan saldo kartu electronic anda cukup ya. Kebetulan kami bawa tiga kartu. Sayangnya jika anda masuk dan  tapping pakek kartu  emoney A, keluar juga kudu pakek kartu itu. Fungsinya mungkin menggantikam kartu tol jaman bayar pakek cash sebagai pengukur jarak. Untung pas keluar, saya bisa top up langsung emoney via tokopedia. Jadi ga ribet deh. Kira-kira pengeluaran untuk tarif tol habis 300 ribuan lebih dari Depok ke Semarang.


Kamis, 23 April 2020

Tipe tipe orang menghadapi virus corona

Indonesia saat ini sedang dalam masa menghadapi cobaan berat dibanding krisis segala krisis. Inilah krisis dari Tuhan dengan menurunkan penyakit. Bukan hanya dari Indonesia aja sih beb, tapi seluruh dunia juga. Cuman Indonesia itu kan negara berkembang ya, jadi SOP nya menangani bencana dan sebagainya masih dalam tahap berkembang ga kayak negara maju. 
Sementara di Wuhan sana sudah banyak pasien sembuh dan 0 kasus baru, Indonesia baru akan fight  melawan virus ini. 
Sayah ga mungkin membahas masalah kedokterannya yang istilah-istilahnya pun otak saya masih ngeden. Diriku ga mungkin disamakan dengan otak-otak wanita karir yang sayah kagumi dan panti. 

Sayah mau membahas tipe-tipe orang merespon kasus pandemi COVID-19 ini berdasar pengalaman saya dan orang sekitar yang mengeluh ke sosmed. 

1. Orang lemot 
     Ini mirip mirip saya dikit tapi berhubung saya baca berita di tipi bukan di whatsapp jadilah saya ga lemot-lemot amat. Tipe kayak gini masih ga tau Covid 19 itu makanan atau minuman. 

2. Orang sengak
  Tipe ini paling nyebelin abis. Ga tau kalo dirinya ga tau tapi paling brisik. Misal, disuruh diem di rumah aja malah bilang kalau ini cuman politik dan pemerintah ngelarang orang shalat. Helloooowww.. Ngapain juga dah pemerintah larang larang die. Pemerintah mah agenda kerjanya lebih banyak dan lebih ribet. Ini banyak beredar di lingkungan padat biasanya. 


3. Orang pahlawan kesiangan
 Nah tetiba aja nih ada orang yang opini ini itu yang faktanya masih dipertanyakan, kebanyakan komen via sosmed dan whatsapp. Bikin puyeng yang mana yang bener. 

4. Orang taat peraturan
Nah ini yang paling bener. Ga kebanyakan ngomong tapi follow the rules. Orang kayak gini tau banget kalau Covid 19 adalah penyakit baru yang obatnya masih belum tau apa makanya  orang seperti ini ga kebanyakan gaya.  Tapi di sisi lain orang inilah yang terkadang jadi panic buying atau si komentator. Apa bedanya? Yang atu mati-matian melindungi dirinya sendiri untuk waktu ke depannya, yang atu lagi berusaha komen ini itu sana sini demi tidak terjadi sesuatu seperti yang dilakukan oleh si pertama. 

5. Orang egois
 Banyak! Contohnya pegawai sektor formal yang aji mumpung liburan. Giliran peraturan yang enakin dia, dia diem2 bae. Giliran peraturan yang ga enakin dia, dia brisiknya minta ampun. Contoh lagi, bos misalnya. Bos yang paling ga demen liat anak buah damai. Bawaannya mau cari masalah. Sudah tau pandemi tetep anak buah disuruh masuk. Prinsipnya dia ga percaya anak buahnya bakal sakit tapi dia ga mau sakit. Gitu lah pokoknya. 


6. Pejabat galau
 Jadi si pejabat ini ga tau atau ga ngerti atau staf ahli yang bisikin  ke si pejabat salah sehingga fatal. Contoh malah si Covid 19 malah hepi makin banyak yang bisa ditularin. Dan ngomong cuman sekadar himbauan aja ga bisa lebih. Tapi di lain sisi ngasih aturan yang ga mendukung himbauan. Contoh kasar, nyuruh jaga jarak tapi ngedikitin transportasi. Dari yang penumpang dempet2an sekarang jadi templok2an. Di sisi lain cuman bisa menghimbau ga bisa nyuruh perusahaan tutup 100 persen. Atau klemar klemer cuman bisa ngajak ga bisa nyuruh. Ah elah, kesel deh.  Dulu pas ga ada COVID 19 disuruh naik umum. Jadi pahlawan kalok naik umum, ada juga yang bilang jangan riba lah anulah itulah. Lah sekarang emang tuh mobil bisa langsung kebeli. Pakek acara batesin angkutan umum. Jadi tuh kita mesti percaya ama siapa donk. 

Nah itu sebagian tipe-tipe orang menghadapi Covid 19. Tolong teman-teman bijaklah dan jangan sampai menulari orang lain ya dengan sikap egoisnya. 


Persatuan Pengangguran dan aktivitasnya

Ibaratnya patah hati, begitulah kondisi saya melihat Jokowi saat ini. Kenapa patah hati? Karena diriku respek sama beliau dan kuciwa lihat beliau menghadapi korona apalagi di twitter sering banget malah yang tampil mentrinya itu tuh yang aduhai bacot. Ya ribet jg sik ngadepin hal ghaib macam virus ini.

Jadi untuk mengalihkan fokusku yang pengangguran seutuhnya ini, akhirnya diriku nonton drama korea aja. Karena lagi booming itaewon class, maka kutontonlah itu opera sabun. Keren sik, apalagi ceweknya. Kece kece. Tapi lama lama kenapa gue berasa nonton telenovela ya. Dan ampe sekarang gue pun ga ngerti dimananya yang rasa telenovela. Haish..apa ini sekedar otak gw yang julid cem orang orang yang bisanya komen doang  tapi ga bisa produktif.

Akhirnya ku buka buku novel lethal white yang belum selesai kubaca dan dilihat ama dek Nursha kemudian seperti biasa direbut lah buku itu. Dan akhirnya ga jadi baca lagi deh.

Lalu kubuka salah satu instant message di hape, kulihatlah di RT ku mengadakan ronda dari tengah malem ampe pagi dalam rangka berjaga2 selama korona. Dan semua warga dapat giliran dari yang budak korporasi dengan banyak kerjaan ampe yang tempat kerjanya deket.What???!! Amazing! Ini lagi PSBB loh kota Depok. Dan bulan puasa juga. Lagian korona ngapa dirondain dah. Yang ada begal atau maling. Kalo korona tau apa deh warga sipil selain less contact dan nurut ama PSBB. Hadeuh.. mau protes juga ga bakalan masuk ke logika dan rasio para sepuh disini. 

Belum kelar bingung, tiba -tiba dateng lagi ide dari pemerintah RT untuk kerja bakti bersihin pos ronda. Alamak.. aseli ngaco. Ini lagi PSBB loh bu...aduhhhh..

Next post , saya mau nulis tentang kepemimpinan wanita vs pria karena melihat hal yang ga logis dan rasional kek gini. Yeah, di lingkungan ini yang mimpin cewek cuy. Enak sih mau ribet tapi kadang bikin ribet juga.




Terakhir, aku putuskan berdamai dengan lingkungan.. dalam hatiku berkata " kalo mau privasi yah tinggal di apartemen say"




GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...