Senin, 30 November 2020

Sifat seseorang terlihat jelas ketika traveling bersama

 Entah darimana kalimat ini berasal. Yang jelas sudah lama kayaknya saya mendengar kalimat yang sangat lekat dengan para traveller. Dan setelah berkali-kali melakukan perjalanan liburan, akhirnya saya setuju sekali dengan penggalan kalimat ini.

Kebanyakan dari kita pasti pernah liburan untuk pertama kalinya dengan seorang teman. Ada yang menyenangkan, banyak juga yang mengecewakan. Pernah dulu saya pertama kali liburan, dan teman saya tiba2 memutuskan tidak mau jalan-jalan dengan saya, dia mau silahturahmi ke saudaranya yang kebetulan berada di kota itu seharian penuh. Padahal tiket dan hotel sudah dibeli dan disana kita cuman liburan sehari doangan. Bingunglah saya ditinggal sendirian di kota lain dengan pengalaman jalan-jalan yang minus. Daebakkk!! Liburan pertama saya sudah berlangsung keras. Dan menjadikan saya pribadi yang ga bergantung. 

Jauh sebelum itu saya juga pernah libur bersama teman ex perusahaan saya sebelumnya. Beramai-ramai. Dan wah sangat menyenangkan sekali. Temanku yang satu itu memang pandai mengetahui tempat- tempat murah dan enak. Jalan- jalan dengannya dijamin tidak membuat kantong bolong. Begitupun ketika saya dilanda sedih, tiba-tiba saya mendatanginya tanpa memberi tahu jauh-jauh.. cukup h min 2 jam saja 😂. Padahal teman saya itu tinggal di Bandung, dan saya di Jakarta.


Begitupun dengan liburan yang terakhir. Kebetulan saya mengajak beberapa orang. Dan orang itu sulit sekali untuk diatur. Misalkan jika ke restoran, kami pasti membagi tugas. Ada yang jaga balita, ada yang pergi antri makanan. Ada yang menjaga barang, ada juga yang parkir. Nah kebetulan dimana-mana mau di penginapan maupun tempat makan, orang- orang itu lebih ke self center. Maksudnya, baru nyari tempat duduk, eh bukannya jaga bayik atau apa. Mereka nyari sibuk sendiri. Misal shalat duluan. Takut banget telat 2 menit. Padahal yang lainnya repot setengah mati bawa- bawa barang. Dan akhirnya kamipun kecewa. Karena kan yang mau masuk surga bukan hanya mereka. Begitupun ketika selesai, mereka tidak banyak membantu. Banyak komen, iya.

Makanya ketika ada yang mengajak jalan-jalan keluar kota dengan puluhan orang dan dana yang tak sanggup saya jamin dan bayar. Saya lebih baik menyerah. Karena jalan dengan beberapa orang saja sulit, apalagi dengan banyak orang dan karakternya. Belum tentu juga mereka mau dengan ritme liburan saya yang memiliki anak balita.

Untuk selanjutnya, saya mau share tentang liburan melalui darat dan udara dengan balita.

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...