Minggu, 28 November 2010

Pembodohan massal via televisi

http://www.smileycodes.info


Bujug buneng...!


Itulah kata-kata awal saya ketika melihat infotainmen di salah satu tipi swasta yang telah renta lapuk kemakan umur hingga berpengaruh terhadap kualitas acaranya. Itu kata-kata yang cocok dan tepat untuk menggambarkan perasaan saya ketika melihat tayangan itu, bukan seperti ketika sedang melihat pemandangan alam buatan Tuhan YME yang membuat takjub dan langsung mendorong orang untuk berkata "Subhanallah".
http://www.smileycodes.info

Hari ini di infotainmen gubrak itu, dua artis dangdut eror eh erotis yang menggubrakkan jiwa saya berbaikkan ketika sebelumnya diberitakan berantem ampe jambak-jambakan padahal sey emang lagi syuting, kagak beneran juga kali. dengan diperantara oleh habib. Habib? habib loh katanya. Tapi habib kok megang-megang dan belai rambut cewek-cewek seksi itu yah? Hmmm..Another kebon baru's phenomenon. Tau kan Kebon Baru? Ituloh yang di tebet...Gak boleh liat orang bawa tasbih ama pake umbul-umbul di kepala and jago bahasa arab, langsung deh dipanggil habib. Huh! http://www.smileycodes.info


Kenapa jadi banyak orang sok suci? Karena dari sok suci itu dia dapat penghormatan, popularitas dan yang terakhir adalah UANG!UANGGGG!!! Dan yang paling saya sesalkan adalah kebodohan masyarakat yang gak mau berusaha pinter dan sistem pendidikan Indonesia yang menjadikan mereka bodoh. Sungguh rasanya ingin kujitak semua orang yang memperbodoh orang-orang yang memang polos (polos ama agak bebal beda-beda tipis lah) seperti produser acara, pemerintah, guru, dosen, orangtua yang belagu, anak muda yang sok intelek tapi cuman buat norak, nampang, and dirinya sendiri. Semakin banyak tayangan yang bodoh, saya jadi semakin sedih, lah gimana gak sedih yah. saya lahir dan hidup di pemukiman padat (maksudnya agak-agak menengah ke bawah) dan tiap hari saya bisa mendengarkan apa-apa yang bisa diperbincangkan orang-orang korban sistem pendidikan Indonesia yang tampaknya opininya makin makin menyedihkan. Ada seorang HRD dari Bank Danam*n menanyakan lingkungan saya dan menyuruh untuk berbuat banyak melalui penyuluhan dsb dengan gaya agak sedikit sok tau, saya hanya bisa mesem-mesem karena yang beliau nampaknya salah menafsirkan tipe penduduk yang kami perbincangkan. Doi boro-boro deh kalau saya mau ajak kerjasama.

Jadi dengan demikian, saya putuskan untuk mematikan televisi saya, dan mulai berburu buku di Gramedia Matraman atau Senen. Dan menulis sampai mati...
http://www.smileycodes.info

Aya Naon with...?

Ada apa dengan Efendy ghazali??? kenapa sering melihat dia di televisi dengan opininya akhir-akhir ini?

Kenapa perasaan gw jadi gak enak?

Dan kalau melihat dia kenapa jadi inget roy suryo?


Sekian sampai sini aja sebelum saya mulai "kumat" menulis sesuatu.




Sungguh singkat seperti nulis status pesbuk.

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...