Minggu, 26 April 2015

Job-hunter

Melihat sederet gedung-gedung di jalan sudirman, aku merenung mengingat beberapa tahun terakhir ketika di bangku kuliah. Aku berjalan dari gedung perusahaan satu ke gedung perusahaan lain untuk mencari lowongan magang karena ketika itu kampus saya mewajibkan mata kuliah PKL. Dengan depresi, saya mendengar jawaban 'tidak ada' dari hrd gedung satu ke hrd gedung lain.

Pun begitu juga ketika akhirnya mencari kerja, tiap hari tidak bosan bosannya saya menghadiri tes interview dan tes bermacam-macam dari bentuk yang paling mudah hingga rumit serta menghadapi sang pewawancara dari berbagai tipe. Dari mulai tipe ramah namun ternyata penilai yang efisien hingga tipe yang benar-benar killer. Yang sanggup membuat saya tidak bisa menjawab apa-apa. Dan merasa skak mat. Karena yang ditanyakan berhubungan dengan pengetahuan eksak.

Hingga suatu ketika saat magang, seorang pegawai kontrak mengeluh dia tidak diterima tes penerimaan pegawai tetap di perusahaan bonafit itu. Dia bilang rejeki ga kemana tapi lebih baik bila masuk ke suatu perusahaan dengan berstatus karyawan tetap. Pemikiran itulah yang menjadi dasar saya mencari kerja. Walaupun ditawarkan gaji yang lebih besar saya lebih memilih status permanen karena untuk pindah ke status permanen dari kontrak agak sulit. Mereka bilang tes itu menghadapkan mereka dengan calon luar. Berkompetisi dengan adil.

Namun sayang, pemikiran saya tentang hal tersebut bergeser akhir-akhir ini ketika bekerja di kantor yang sekarang.

Senin, 06 April 2015

Lelaki impian anda?

Sebenarnya saya menulis artikel post yang ini dengan tingkat kesadaran di bawah rata-rata karena lagi bosen aja sebenarnya..

Di umur yang sudah bisa dibilang tak lagi muda ini, banyak banget cewek cewek galau karena hal-hal mengenai lawan jenis dan sebagainya. Tapi ada pula yang lihai menutupinya sedemikian rupa sehingga terlihat tegar. Yup, betul sekali masalah jodoh bung, bukan masalah ekskul lagi. Kalau dulu ketika masih usia sekolah mungkin hal ini bukan menjadi hal yang patut dipikirkan sama sekali karena belum waktunya, tapi sekarang ya mau ga mau harus mau memikirkan.

Teman-teman di sekitar saya kadang resah atau sekarang yang lebih trend nya disebut galau gara-gara masalah tentang jodoh ini. Contohnya ada yang ditinggal nikah, ada yang ga dinikah nikah atau malah ga ada yang mendapatkan pendamping sementara alias pacar. Kenapa saya sebut pacar, ya karena masih sementara, kalau suami/istri udh permanen sifatnya. Amin.

Terkadang beberapa wanita sering berpikir terlalu jauh dan lama jika mengenai urusan memilih pria. Banyak para wanita yang disukai banyak pria tapi tak satupun diterima oleh wanita itu. Kenapa alasannya? Ya balik lagi ke judul di atas. Semua tentang lelaki impian. Dan menurut saya ini ga melulu harus berhubungan dengan fisik karena seiring dengan dewasanya seorang wanita pasti dia lebih memilih pria yang masa depannya baik. Nah hal inilah yang sulit bung. Ibaratnya seperti ijon. Begitu pula memilih sifat pria. Susah banget. Tapi diantara itu juga tak menutup kemungkinan mereka melihat seorang pria sebagai suatu paket. Paket seperti pria-pria di drama Korea. Jangan salah, saya juga menyukai drama-drama Korea tapi entah kenapa belum terlalu masuk ke dalam otak dan kehidupan saya. 

Selain itu bukan tentang masalah drama Korea yang memang hanya cewek-cewek feminim saja yang menontonnya. Tapi masalah kemandirian. Seorang wanita jika merasa gajinya sudah cukup untuk menghidupi dirinya sendiri bahkan biasanya  lebih enggan membuka hubungan karena ingin berpikir praktis, seperti wanita di negara-negara kapitalis.  

Seorang kawan bertanya, kenapa dirinya sangat pemilih. Suatu hal yang seharusnya bisa dijawab oleh dirinya sendiri. Dan saya menjawab, bukan kamu yang pemilih tapi jika waktunya itu jodohmu kau pun tak perlu berpikir panjang untuk menerima lelaki itu. Percayalah, ladies. Di luar sana Tuhan sedang menjaga dirinya sampai nanti waktunya untuk dipertemukan dengan dirimu.

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...