Senin, 31 Oktober 2016

Jalan - jalan ka Bogor

Karena si abang pulang malem terus, jadilah pada suatu hari dia ingin mengajak istrinya jalan-jalan yang deket-deket ajah tapinya. Aku menyarankan ke Bogor saja, karena bulan depan toh kami bakal jalan-jalan pula di Bandung dalam rangka kondangan temen.


Untuk urusan hotel, si abang menyerahkan semuanya pada pilihan saya tentunya. Katanya bagus kalau disuruh milih hotel, pinter. ekekekek. Iya donk, kontributor tripadvisor gituloh. #gakpenting. Setelah browsing sana sini, kepolah saya ke hotel 101 di jalan surya kencana. Hotelnya masih baru, dibangun tahun 2015, bahkan temen saya yang katanya sering ke Bogor ga tau kalau hotel 101 ada di Bogor. 

Dengan kekuatan agoda.com dan tripadvisor, booking lah saya disitu, memesan kamar yang deluxe balcony plus breakfast. Balkonnya menghadap ke arah kolam renang, dan jika kita menengok ke arah kiri balkon, maka terdapat pemandangan gunung gede. Oh iya, di penghujung koridor tiap lantai di hotel ini ada view gunung gede. dan karena designnya yang demikian maka hotel ini menjadi segar dan banyak angin bertiup. 

Untuk menuju kesini buat yang bawa mobil pribadi, gampang lah. Kami berdua karena belum yakin banget sama kemampuan menyetir kami yang baru beberapa kali, memutuskan untuk naik angkot aja. Dari tebet naik kereta sampai stasiun Bogor kami nyambung naik angkot berwarna hijau nomor 03, turun pas di depan hotel tersebut. 

Sesampainya di hotel terbengong bengong karena jalan surya kencana yang kami lewati merupakan pasar juga. Saya memutuskan untuk melihat tv sebentar, dan eh disitu ada info hotel berikut jajanan-jajanan sekitar hotel di sepanjang jalan surya kencana. Langsung saja saya tarik suami untuk makan sore. Kami berburu soto kuning, dengan isian yang terserah si pembeli. jadi konsepnya daging, babat paru, disediakan dan kita sendiri yang memilih. Lalu diserahkan ke penjual untuk dikuah kuning atau kuah bening. 

Tumben banget kata suami kalau istrinya yang atu ini habis makannya. Kuahnya juga sampai-sampai dihirup tanpa sisa. Biasanya, pasti bersisa kalau makan jajan jalanan. Secara ya jajan jalanan tuh porsinya gede-gede kalau menurut saya. 

soto kuning Pak Dayat

sori, udah habis baru sadar belon dipoto,



Aku makan dengan nasi uduk plus teh tawar hangat. Dengan menikmati turunnya hujan di Kota Bogor yang teduh. (padahal biasanya udah panas).


Habis makan soto kuning, kami berburu penganan camilan lain. Di sepanjang jalan ini banyak yang jualan soto kuning. lumpia basah, pisang goreng, wedang jahe, sate, ngohiang bogor, toge goreng Bogor, dll. 


Cuss habis beli camilan kami pun menuju hotel dan tidur sampai baru sadar kalau ac belum dinyalakan. Baru berasa gerahnya ketika pintu ke balkon ditutup, padahal ketika dibuka udara di kamar dingin banget. Ditambah lagi pas malam, ada beruang kutub nemplok,tambah gerah deh. Ini dia beruangnya.






polar bear.




Paginya sehabis sarapan di hotel 101 yang kaya ragam lauk serta jenisnya, kami berenang ria di kolam renang yang penuh banget anak kecil yang lucu-lucu serta remaja yang eksis banget. Dikit-dikit "cekrek", dikit-dikit "cekrek". Ga terasa akhirnya waktu check out pun tiba.

Habis check out, kami ke momomilk barn. Dari perempatan di suryakencana kami naik angkot nomor 11 dan minta turun dekat masjid raya, ga jauh dari situlah momomilk barn berada, tepatnay dibelakang Gramedia. 

Dari awal berangkat menuju sana kami berdoa agar ga waiting list, dan Alhamdulilah ngga waiting list. Pesanan disini kayaknya memang agak lama ya. Ga tau kenapa. Pokoknya kalau pesan makanan, pasti agak lama nunggunya. Ada menu susu spesial dalam rangka halloween 2016 ini yaitu bloody milk shake. Ada juga sik yang lain, cuma karena posisi si bloody milkshake paling atas ya saya paling inget menu itu doank. hehe








Persiapan Pernikahan 4: Undangan

Setelah urusan catering sudah kami percayakan ke pihak Karomah, maka selanjutnya hunting yang kedua yaitu ke urusan undangan. Kebetulan pada awalnya kami keukeuh pengen design sendiri tapi yang murah-murah aja. Pokoknya hasil design kita berdua. Entah design itu ide dari pikiran kita lalu kita tuangkan di undangan itu ataupun ide hasil "nyomot" gambar sana sini. 

Teman saya kebetulan merekomendasikan undangan di daerah pasar Tebet Barat. Saya yang kebetulan orang Tebet, sadar betul bahwa disana memang gudangnya percetakan undangan. Dengan menggebu - gebu kami membawa design undangan berwarna biru laut yang belum rampung. 

Kesana kesini di dalam pasar Tebet itu, ternyata harganya banyak yang nggak cocoknya daripada cocoknya. Hampir saja kami mengurungkan niat memakai design kami tersebut dan berpikir ulang untuk secara random saja mencari yang termurah. Sampai akhirnya kaki kami membawa kami ke OMEGA Printing. 

Lokasinya agak ke arah belakang di gedung pasar Tebet Barat, yang punya namanya Bang Ronald.  Harganya cocok banget sama kantong kita dan kemauan kita. Setelah kami tawar menawar beliau juga berkata bahwa ada anak buahnya yang siap untuk bantu menyelesaikan design mentah kami. 

dan taraaaaa


 Sorry gambarnya kecill




Intinya sih kami kepengen banget punya undangan berbentuk boarding pass ya karena kami doyan jalan -jalan, tapi jangan sekaku boarding pass juga. Di undangan itu ada konsep dimana kami berasal yaitu di pulau jawa dan pulau sulawesi , sekaligus juga cap di pulau masing-masing dimana terdapat tanggal  acara resepsi kami. Satu di Jakarta, satu lagi di Makassar.  Di sampul sebaliknya tentunya kami siapkan map seperti undangan-undangan standar lainnya.


Di sampulnya juga ada gambar kucing, yup kami seneng banget kucing. Jadinya ya wajar dikasih kucing ya. Untuk di dalam undangannya ada juga kata-kata yang menjelaskan tempat resepsi, orangtua kami, nama kami serta di balik undangannya ada bentuk  dua cincin yang dimodifikasi seperti gambar hati. Nah, di dalamnya kami masukan kedua alamat tempat resepsi kami dilangsungkan. Karena kami sadar tempat kami resepsi di Jakarta ga semua orang yang tau, maka kami sisipkan QR code di bawah "penampakan" dua buah cincin hati tersebut. Tinggal scan, cringgg! Langsung kebuka deh google map dan lokasi persisnya. Aku dapat QR code dari sini. Tinggal buka google map.  cari tempat /lokasinya. Kalau sudah pas, copy paste  URL di jendela web ke QR code generator di web tadi, lalu klik generate qr code. Dan copas atau print saja. Sebaiknya sebelum dicetak undangannya, cek lagi lewat aplikasi qr code, bisa kebuka atau nggak tuh. Hehe.

Rabu, 12 Oktober 2016

Persiapan Pernikahan (3) : Catering

Catering bagi beberapa atau mungkin semua orang merupakan hal paling krusial di dalam acara, entah itu acara pernikahan, lamaran, ulang tahun dan sebagainya.

Berbekal brosur yang diperoleh dari pihak Mesjid al Huda Muhammadiyah Tebet, kami bertiga, aku, Ibu dan Hadi bergegas ke Karomah Catering yang letaknya di jalan empang dekat dengan stasiun Pasar Minggu Baru. Kami Janji bertemu dengan Mba Anggi disana.

Alhamdulilah, biaya untuk 1000 tamu masih masuk ke dalam anggaran kami. Awalnya kami pikir akan seharga di atas 70 jutaan. Tapi, dengan dekor, pakaian pengantin, 8 gubuk serta pakaian pagar bagus dan pagar ayu nya semuanya hanya sekitar 54 juta rupiah. Subhanallah. rejeki anak solehhh...Akhirnya ada uang tersisa dari budget katering dan akan kami olah untuk hal lain. 

Sabtu, 08 Oktober 2016

Persiapan Pernikahan (2) : Cari gedung

Setelah lamaran berlangsung dan pihak keluarga menyetujui, ibu saya bergegas mencari tempat pernikahan. Maklum, ibu saya gak pernah mengadakan pernikahan maupun memperhatikan pernikahan keponakan. Jadi bisa dikatakan, ibu saya amatir total. Begitupun juga saya, saya amatir. Tapi Alhamdulilah karena beberapa kali membantu pesta pernikahan sepupu dan beberapan teman serta saling bertukar pikiran dengan teman yang telah melangsungkan pernikahan terlebih dahulu, saya ga amatir-amatir banget. Dan syukurlah dengan adanya Ibu yang "semangat" cari tempat pernikahan maka tahap selanjutkan tinggal melanjutkan saja antara saya dengan calon. 

Awalnya ibu kepingin banget pernikahan saya dilangsungkan di bilangan daerah kampung melayu tepatnya kampung melayu kecill. Kata Ibu kalau ga di tempat karang taruna warga situ ya di mesjidnya aja. Saya sendiri ya, iya iya dulu dengan opini ibu saya. Ya tapi survey dulu lah. 


Singkat cerita seminggu setelah lamaran ibu mengunjungi daerah kampung melayu kecil, aku lihat tempat karang tarunanya. Dan OMG! Serius mom? Menurut saya lebih baik di rumah saja, karena bentuk dan luasnya hampir sama kayak rumah biasa. Ibu bilang mesjid sebelahnya aja, dan OMG! lagi. Itu agaknya seperti musola dan sudah pasti ga ada yang pernah melangsungkan pernikahan disitu. Usut punya usut, ternyata Ibu memilih daerah itu lantaran disitu dekat kuburan buyutnya yang 3 generasi di atas ibu dan itu merupakan tanah wakaf keluarga besar jaman dulu jugak -_-. (???). And thanks god, Ibu nanya ke saudara yang kebetulan tinggal di sekitar situ, dan kebetulan si Encang (bibi dalam bahasa Indonesia) justru melemparkan mentah-mentah gagasan Ibu yang ingin menikahkan putrinya di tempat itu. Alasannya, karena tempat itu ga pernah dijadikan pesta pernikahan dan tempatnay sudah tidak terawat. Saya pun legaaaaa...


Next, pencarian ke daerah GOR Tebet. Hmmm, ternyata GOR ini tidak diperbolehkan lagi disewakan selain penggunaan sebagai GOR. Katanya sik pada takut ama Ahok. Ya sudahlah, saya ga peduli sama kebijakan dan alesannya. 


Cusss

Saya merekomendasikan Ibu agar ke mesjid Al Huda di daerah Tebet Timur. Murah, deket pula dari mana-mana. ekekekekek. Dan Alhamdulilah budget saya dan cami bisa untuk nikah disini. Semuanya mau pake catering apapun tetap 4 juta. Namun karena kita menambah beberapa blower fan dan charge untuk photo booth, harganya menjadi total 7 juta Saya sendiri memang ga mau menikah mahal-mahal. Karena banyak rencana sana sini. Kayak nyicil rumah dan mobil. Serta untuk isi rumah. Akhirnya pun kami pulang dengan tenang dengan bekal sebuah brosur catering dengan nama cateringnya,  KAROMAH. Yang Alhamdulilah kata tamu rasanya enak-enak. Setelah ini cus kita bahas mengenai catering. 

Untuk PIC disini namanya Pak Ismail Dan orang teknisnya Pak Dai. Alhamdulilah semua ramah-ramah.

Kamis, 06 Oktober 2016

Persiapan Pernikahan (1) : Lamaran

Kebetulan pasangan saya bukan orang yang tinggal di Jakarta tempat kami mencari nafkah dan tempat saya dilahirkan. Pasangan saya ini orang yang nun jauh merantau. Bukan pula dari pulau Jawa nan padat orang ini. Dia berasal dari Makassar, kira-kira perjalanan kurang lebih 2 jam dengan pesawat. Dengan kapal laut? Bisa lebih lamaaa...

Jadi nun jauh sebelum mengundang sang orangtuanya datang, kami harus memastikan dengan baik. Alhamdulilah keluarga saya tidak begitu berlebih-lebihan dalam hal lamaran. Tidak perlu acara yang mewah atau menyewa apapun. Alhamdulilah, uang jadi utuh. hehe.

Oh ya, sebelumnya saya ceritakan sedikit kapan saya dilamar oleh pria yang telah jadi partner saya ini. Awalnya terdapat suatu masalah di rumah yang mengharuskan saya keluar dari rumah dan hidup kost. Kemudian ketika pindah di kost, dia pun mengutarakannya untuk melamar saya untuk bisa menjaga saya seterusnya setelah menikah. Uhuy..

Lamaran pun tiba, 

H-5 ketika lamaran akan berlangsung..

Sesuatu terjadi. Sesuatu yang melukai hati saya. Sesuatu yang melanggar kesepakatan. Selama 5 hari itu, saya tak henti-hentinya menangis dan emosi. Hadi pun menenangkan saya. Ketika Hari H, akhirnya beberapa kepala yang mengakibatkan "sesuatu bencana" itu terjadi melunak. Namun tetap saja hingga sekarang menjadi pertanyaan di benak ku. Kenapa ada yang setega itu...


Sebelum hari H itu tiba, Alhamdulilah ada pihak yang dengan baik hati mendukungku. Pun juga pihak yang berniat melamarpun bersungguh-sungguh datang meski terjadi sesuatu bencana tersebut. Mereka datang dari jauh, dengan niat yang baik. Tentunya Allah juga mengabulkan niat mereka. Alhamdulilah...

Yang datang untuk melamarku adalah Ibu dari cami aku dan Kakak laki-lakinya. Awalnya cami bingung mau inap di hotel manakah. Alhamdulilah ada situs airbnb hingga kita ketemu apartemen harian yang disewakan dengan dua kamar. Harga juga terjangkau dan jarak dekat dari kantor maupun kos si cami. Kemudian karena waktu itu belum memiliki kendaraan, kami pun menyewa mobil untuk keperluan keluarga cami ke rumah saya.


Lanjut ke rumah saya, ibu hanya mengundang saudara-saudara terdekat saja. Itupun hanya sedikit, karena sebagian mendengar kabar pembatalan akibat "cobaan" tersebut. Namun, alhamdulilah...Orang yang paling kami takutkan itu setuju dengan lamaran ini. Ga bilang setuju sik, tapi melempar opini kepada saya. dan saya dengan sepenuh hati setuju. Dengan beberapa seserahan yang lucu dan cincin lamaran, akhirnya kami resmi pontang panting menyiapkan pernikahan....

Persiapan Pernikahan




Sudah lama saya gak pernah sekalipun nge-blog. Persiapan pernikahanku yang berlangsung sekitar sebulan yang lalu benar-benar menguras waktu dan pikiran, serta pastinya dana. Tapi Alhamdulilah semua berlangsung lancar. 

Yes, i'm Mrs Hadi right now. 

Orang yang saya inginkan untuk menjadi suami dan rekan teamwork dalam kehidupan saya ke depan. Amin. 




Sebelum kami menikah pun, kami full menjadi rekan satu tim untuk pengadaan acara pernikahan ini. termasuk hunting souvenir, menyusun acara, memilih baju, serta hal-hal kecil lainnya. Undangan pun kami kerjakan sendiri designnya. Kebetulan sebelum menikah, sang suami mengutarakan niatnya untuk memiliki design kartu undangan yang atas dasar hasil pemikiran kami berdua.

Rencananya, saya ingin berbagi ke semua pembaca blog ini beberapa hal mengenai apa pun yang kami lakukan selama lamaran hingga kami menikah. Tentunya ini mungkin berguna bagi para capeng yang sedang melakukan survei via google. Saya akan memberi tau seluruh kegiatan dan vendor-vendor yang patut diacungi jempol.

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...