Sabtu, 08 Oktober 2016

Persiapan Pernikahan (2) : Cari gedung

Setelah lamaran berlangsung dan pihak keluarga menyetujui, ibu saya bergegas mencari tempat pernikahan. Maklum, ibu saya gak pernah mengadakan pernikahan maupun memperhatikan pernikahan keponakan. Jadi bisa dikatakan, ibu saya amatir total. Begitupun juga saya, saya amatir. Tapi Alhamdulilah karena beberapa kali membantu pesta pernikahan sepupu dan beberapan teman serta saling bertukar pikiran dengan teman yang telah melangsungkan pernikahan terlebih dahulu, saya ga amatir-amatir banget. Dan syukurlah dengan adanya Ibu yang "semangat" cari tempat pernikahan maka tahap selanjutkan tinggal melanjutkan saja antara saya dengan calon. 

Awalnya ibu kepingin banget pernikahan saya dilangsungkan di bilangan daerah kampung melayu tepatnya kampung melayu kecill. Kata Ibu kalau ga di tempat karang taruna warga situ ya di mesjidnya aja. Saya sendiri ya, iya iya dulu dengan opini ibu saya. Ya tapi survey dulu lah. 


Singkat cerita seminggu setelah lamaran ibu mengunjungi daerah kampung melayu kecil, aku lihat tempat karang tarunanya. Dan OMG! Serius mom? Menurut saya lebih baik di rumah saja, karena bentuk dan luasnya hampir sama kayak rumah biasa. Ibu bilang mesjid sebelahnya aja, dan OMG! lagi. Itu agaknya seperti musola dan sudah pasti ga ada yang pernah melangsungkan pernikahan disitu. Usut punya usut, ternyata Ibu memilih daerah itu lantaran disitu dekat kuburan buyutnya yang 3 generasi di atas ibu dan itu merupakan tanah wakaf keluarga besar jaman dulu jugak -_-. (???). And thanks god, Ibu nanya ke saudara yang kebetulan tinggal di sekitar situ, dan kebetulan si Encang (bibi dalam bahasa Indonesia) justru melemparkan mentah-mentah gagasan Ibu yang ingin menikahkan putrinya di tempat itu. Alasannya, karena tempat itu ga pernah dijadikan pesta pernikahan dan tempatnay sudah tidak terawat. Saya pun legaaaaa...


Next, pencarian ke daerah GOR Tebet. Hmmm, ternyata GOR ini tidak diperbolehkan lagi disewakan selain penggunaan sebagai GOR. Katanya sik pada takut ama Ahok. Ya sudahlah, saya ga peduli sama kebijakan dan alesannya. 


Cusss

Saya merekomendasikan Ibu agar ke mesjid Al Huda di daerah Tebet Timur. Murah, deket pula dari mana-mana. ekekekekek. Dan Alhamdulilah budget saya dan cami bisa untuk nikah disini. Semuanya mau pake catering apapun tetap 4 juta. Namun karena kita menambah beberapa blower fan dan charge untuk photo booth, harganya menjadi total 7 juta Saya sendiri memang ga mau menikah mahal-mahal. Karena banyak rencana sana sini. Kayak nyicil rumah dan mobil. Serta untuk isi rumah. Akhirnya pun kami pulang dengan tenang dengan bekal sebuah brosur catering dengan nama cateringnya,  KAROMAH. Yang Alhamdulilah kata tamu rasanya enak-enak. Setelah ini cus kita bahas mengenai catering. 

Untuk PIC disini namanya Pak Ismail Dan orang teknisnya Pak Dai. Alhamdulilah semua ramah-ramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GDD Global Development Delay

Long time no write... Mendampingi anak anak dan mengurus rumah sudah menjadi hal biasa sekarang. Antar jemput si kakak dan drop si adik ke d...